Main Article Content

Abstract

Kemiskinan merupakan masalah multidimensional dan tantangan pembangunan dunia. Meskipun pembangunan di Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan secara signifikan, namun pemerintah masih menempatkan pengentasan kemiskinan sebagai salah satu tujuan pembangunan, di antaranya dengan melindungi sektor-sektor usaha mikro, kecil dan menengah.  Berbagai masalah masih dihadapi UMKM, salah satunya adalah keterbatasan akses keuangan atau modal. Untuk itu, pembiayaan mikro seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dijalankan pemerintah Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data Susenas BPS tahun 2020. Metode analisis Propensity Score Matching (PSM) digunakan untuk mengevaluasi dampak program terhadap pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan dan pengeluaran bukan makanan. Hasil penelitian ini menemukan adanya dampak positif dan signifikan dari program KUR terhadap pengeluaran rumah tangga penerima KUR di Indonesia. Dampak program KUR terhadap pengeluaran bukan makanan lebih besar yaitu sekitar 18,3%-28,1% dibandingkan dampaknya terhadap pengeluaran makanan sebesar 9,5%-14,2%. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik dimiliki oleh rumah tangga yang berpartisipasi dalam program KUR. Namun, analisis statistik menunjukkan bahwa program ini sendiri belum sepenuhnya berpihak pada rumah tangga miskin, terlihat dari partisipasi program didominasi oleh rumah tangga kelas menengah dan tinggi. Untuk itu, pemerintah perlu memperluas jangkauan program bagi rumah tangga miskin dan bagi jenis usaha produktif seperti pertanian dan masyarakat di pedesaan.

Keywords

kemiskinan kesejahteraan KUR UMKM PSM

Article Details

How to Cite
Bayu Adha, R. (2023). Dampak Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Kesejahteraan Penerima KUR di Indonesia . Bappenas Working Papers, 6(2), 240 - 253. https://doi.org/10.47266/bwp.v6i2.215

References

  1. Aronsson, T., dan Lofgren, KG. (2007). Welfare theory: history and modern results, Department of Economics Umea University, Sweden.
  2. Baujard, A. (2013): Welfare Economics, WP 1333, GATE Groupe d’Analyse et de Théorie Économique Lyon‐St Étienne, France.
  3. Blackorby, C., Bossert, W., dan Donaldson, D. (2002). Utilitarianism and the theory of justice in Arrow, K.J., Sen, A.K., dan Suzumura, K. (eds) Handbook of social choice and welfare vol 1, Handbook in Economics 19, North-Holland.
  4. Caliendo, M. dan Kopeinig, S. (2008). Some practical guidance for the implementation of propensity score matching, Journal of Economic Survey, 22(1): 31-72.
  5. Chemin, M. (2008). The benefits and costs of microfinance: Evidance from Bangladesh, The Journal of Development Studies, 44(4): 463-484.
  6. Cuong, N.V. (2008). Is a governmental micro-credit program for the poor is really pro-poor? Evidance from Vietnam, The Developing Economies, 16(2): 151-187.
  7. Damayanti, M. dan Adam, L. (2015). Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai alat pendorong pengembangan UMKM di Indonesia, TNP2K Working Paper 27-2015, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Jakarta, Indonesia.
  8. Dehejia, R.H., dan Wahba, S. (2002). Propensity score matching methods for nonexperimental causal studies, The Review of Economics and Statistics, 84(1): 151-161.
  9. Dao, N.D. (2020). Does the microcredit intervention change the life of the low-and middle-income households in rural Vietnam? Evidance from panel data, World Development Perspectives, 20.
  10. Guo, S., dan Fraser, M.W. (2015). Propensity score analysis: statistical methods and application, Advance Quantitative Techniques in Social Sciences Series 11, SAGE Publications, California, USA.
  11. Hermes, N. dan Lensink, R. (2011). Microfinance: Its impact, outreach, and sustainability, World Development, 39 (6): 875-881.
  12. Hulme, D. dan Mosley, P. (1996). Finance against poverty, London: Routledge.
  13. IFC. (2016). UKM yang dimiliki wanita di Indonesia: Kesempatan Emas untuk Institusi Keuangan Lokal, Studi Penelitian Pasar, Maret 2016.
  14. Imbens, G.W. (2004). Nonparametric estimation of average treatment effects under exogeneity: a review, The Review of Economics and Statistics, 86(1): 4-29.
  15. Indra, A.K. (2022). Analisa dampak kredit mikro terhadap kesejahteraan penerima kredit di Indonesia, Tesis Magister yang tidak diterbitkan, Universitas Andalas, Padang.
  16. Kenworthy, L. (1999). Do social-welfare policies reduce poverty? A cross-national assessment, Social Forces, 77 (3): 1119-1139.
  17. Khandker, S.R., Samad, H. A., Khan, Z. H. (1998). Income and employment effects of micro-credit programs: village level evidance from Bangladesh, The Journal of Development Studies, 35(2): 96-124, DOI: 10.1080/00220389808422566
  18. Li, X., Gan, C., Hu, B. (2011). The Welfare impact of microcredit on rural households in China, The Journal of Socio Economics 40: 404-411.
  19. Lipton, M., dan Ravallion, M. (1993). Poverty and Policy, Policy Research Working Papers, Policy Research Department, The World Bank.
  20. Nghiem, H.S., Coelli, T., dan Rao, P. (2007). The welfare effects of microfinance in Vietnam: Empirical results from a quasi-experiment survey, Paper contributed to the 51st Annual Conference of the Australian Agriculture and Resources Economics Society, 13-16 February 2007, Queenstown, New Zealand.
  21. Nugroho, A.E. (2016). Komersialisme Kredit Usaha Rakyat untuk pemberdayaan UMKM di Indonesia, LIPI Press, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Ekonomi, Jakarta.
  22. Ogunniyi, A., Oluseyi, O.K., Adeyemi, O., Kabir, S., Philips, F. (2017). Scaling up agricultural innovation for inclusive livelihood and productivity outcomes in Sub Saharan Africa: the case of Nigeria, African Development Review, 29(2): 121-134.
  23. Panjaita-Drioadisuryo, R.D., dan Cloud K. (1999). Gender, self-employment and microcredit programs, an Indonesian case study, The Quarterly Review of Economics and Finance, 39: 769-779.
  24. Primananda, M.A. (2021). Hubungan penerimaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pengeluaran rumah tangga miskin: Analisis data Susenas 2016 hingga 2018, Tesis yang tidak diterbitkan, Magister Ekonomika Pembangunan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tersedia dari http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/206791, [diakses 2 Februari 2023].
  25. Putra, I.K. (2019). Evaluasi dampak Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap kesejahteraan masyarakat Provinsi Bali, Tesis Magister yang tidak diterbitkan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tersedia dari http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/182116, [diakses 2 Februari 2023].
  26. Quach, M.H., Mullineux, A.W., dan Murinde, V. (2005). Access to credit and houshold poverty reduction in rural Vietnam: a cross-sectional study, Edgbaston, UK: The Birmingham Business School, The University of Birmingham.
  27. Setyari, N.P.W. (2012). Evaluasi dampak kredit mikro terhadap kesejahteraan rumah tangga di Indonesia: analisis data panel, JEKT, 5 (2):141-150.
  28. Tambunan, T. (2015). Financial inclusion, financial education, and financial regulation: A story from Indonesia, ADBI Working Paper Series, No 535, Tokyo, Asian Development Bank Institute.
  29. Timlin, M.F. (1949). Review article – Theories of welfare economics, The Canadian Journal of Economics and Political Science, 15 (14): 551-559.
  30. UNDP. (2022). 2022 Global multidimetional poverty index (MPI) – Unpacking deprivation bundles to reduce multidimentional poverty, New York, Tersedia dari https://hdr.undp.org/content/2022-global-multidimensional-poverty-index-mpi#/indicies/MPI, diakses dan diunduh pada 2 April 2023.
  31. World Bank. (2017). Indonesia economic quarterly – staying the course, The World Bank, Maret 2017.
  32. Wulandari, K., dan Rosfiantika, E. (2018). Poverty alleviation and community welfare: a case study in Bondowoso Regency, East Java, Indonesia, Asian Journal for Poverty Studies, 4 (1): 1-6.
  33. Xu, B., Costa-Clement, R., Wang, Y., dan Xiao, Y. (2020). Financial support for micro and small enterprises: economic benefit or social responsibility, Journal of Business Research, 115: 266-271.