Main Article Content

Abstract

Angka kesakitan DBD di Kabupaten Badung tahun 2021 mencapai 55 per 100.000 penduduk, sementara di Kecamatan Kuta Utara mencapai besaran yang sama. Angka ini di atas target nasional yaitu tidak lebih dari 49 per 100.000 penduduk. Penelitian ini bertujuan menggambarkan karakteristik penderita DBD, memetakan daerah risiko serta menetapkan strategi terbaik pencegahan dan pengendalian DBD di Kecamatan Kuta Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita DBD terbanyak adalah kelompok umur dewasa dan berjenis kelamin laki-laki. Penyebab tingginya angka DBD di Kecamatan Kuta Utara antara lain karena kepadatan penduduk yang tinggi serta banyaknya mobilitas masyarakat. Penyebab lainnya adalah adanya penolakan dari masyarakat serta jumantik yang tidak bekerja dengan baik. Penelitian ini menyimpulkan Desa Canggu dan Desa Tibu Beneng termasuk kategori Daerah Risiko rendah, Kelurahan Kerobokan dan Kelurahan Kerobokan Kaja termasuk dalam Daerah Risiko Sedang, sedangkan Desa Dalung dan Kelurahan Kerobokan Kelod termasuk kategori Daerah Risiko Tinggi. Hasil scoring menunjukkan bahwa prioritas pertama strategi pencegahan dan pengendalian DBD adalah meningkatkan Promosi dan Edukasi Kesehatan kepada masyarakat. Rekomendasi penelitian ini antara lain melakukan promosi dan edukasi secara massif kepada masyarakat, menggerakkan semua komponen masyarakat, perlunya dukungan anggaran dan pelatihan kepada pengelola program serta pengembangkan aplikasi sistem informasi surveilans penyakit.

Keywords

daerah risiko surveilans penyakit prioritas pencegahan dan pengendalian

Article Details

How to Cite
Sugianto, M. A. (2023). Strategi Pencegahan dan Pengendalian DBD. Bappenas Working Papers, 6(1), 141 - 154. https://doi.org/10.47266/bwp.v6i1.184

References

  1. BPS Kab. Badung (2021) ‘Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan dengan Angka Normal Setiap Bulan di Kabupaten Badung (mm) Tahun 2018-2020’. Mangupura: Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, p. 5.
  2. Bupati Badung (2016) ‘Keputusan Bupati Badung tentang Penunjukan Petugas Juru Pemantau Jentik di Kabupaten Badung’. Mangupura: Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, p. 3.
  3. Dinkes Kab.Badung (2021a) ‘Laporan Kegiatan Jumantik Di Kabupaten Badung Tahun 2021’. Mangupura: Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
  4. Dinkes Kab.Badung (2021b) ‘Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2021’. Mangupura: Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, p. 125.
  5. Dinkes Provinsi Bali (2022) ‘Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2021’. Denpasar: Dinas Kesehatan Provinsi Bali, p. 120.
  6. Ferdian Salim, M. et al. (2021) ‘Analisis Kesiapan Penerapan Sistem Informasi Surveilans Demam Berdarah Dengue Readiness Assessment of Implementation of Dengue Surveillance Information Systems’, Journal health and Science ; Gorontalo journal health & Science Community, 5(October 2020), pp. 313–329.
  7. Fitriana, B. R. and Yudhastuti, R. (2018) ‘Hubungan faktor suhu dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Sawahan Surabaya’, The Indonesian Journal of Public Health, 13(1), pp. 83–94.
  8. Halid, M. (2022) ‘Edukasi Dampak Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat di Kelurahan Tanjung Karang’, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat UBJ, 5(2), pp. 115–124.
  9. Iriani, Y. (2012) ‘Association between Rainfall and Increased Cases of Child Dengue Hemorrhagic Fever in Palembang City’, Sari Pediatricians, 13(6), p. 26.
  10. Kemenkes RI (2014) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular’. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  11. Kemenkes RI (2016) ‘Petunjuk Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Oleh Juru pemantau Jentik (Jumantik)’. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  12. Kementerian Kesehatan RI, . (2016) ‘Situasi Demam Berdarah Dengue di Indonesia’. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, p. 5.
  13. Kinansi, R. R., Sastuti, T. and Sholichah, Z. (2018) ‘Pengendalian jentik Aedes sp. melalui pendekatan keluarga di Provinsi Papua’, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(2), pp. 113–122.
  14. Pascawati, N. A. et al. (2022) ‘Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pengelompokkan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Temanggung, Jawa Tengah’, BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA, pp. 65–78.
  15. Pratamawati, D. A. (2012) ‘Peran juru pantau jentik dalam sistem kewaspadaan dini demam berdarah dengue di Indonesia’, Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 6(6), pp. 243–248.
  16. Ridwan, W. et al. (2020) ‘Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Demam Development of Health Information System for Early Detection of Dengue Haemorrhagic Fever in Bandung’, Spiralkel, 12(1), pp. 1–14.
  17. Rosi, M. F. et al. (2020) ‘Hubungan Antara Perilaku Hidup Bersih Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Desa Sanur Kaja Kota Denpasar’. Jurusan Kesehatan Lingkungan.
  18. Saragih, I. D. et al. (2019) ‘Analisis Indikator Masukan Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara’, Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health, 1(01). doi: 10.30829/contagion.v1i01.4821.
  19. Saraswati, L. P. C. and Mulyantari, N. K. (2017) ‘Prevalensi Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Primer Dan Sekunder Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Serologis Di Rumah Sakit Balimed Denpasar’, E-Journal Medika, 6(8), pp. 1–6.
  20. Sugianto, A. (2019) ‘Efektivitas Kinerja Jumantik Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung’. Mangupura: Badan Litbang Kabupaten Badung.
  21. Suyasa, I. N. G., Putra, N. A. and Aryanta, I. W. R. (2008) ‘Hubungan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat dengan keberadaan vektor demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan’, Journal of Environmental Science, 3(1), p. 32.
  22. Veritawati, I., Nova, S. and Mastra, R. (2020) ‘Sistem informasi pemetaan penyakit demam berdarah berbasis informasi geografis’, Journal of Informatics and Advanced Computing, 1(1), p. 2. Available at: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jiac/article/view/1401.
  23. Waris, L. (2010) ‘Studi Epidemiologi Penyakit Bersumber Binatang (Malaria, Filariasis & Kecacingan) dan Kebijakan Pengendaliannya Di Daerah Lintas Batas Indonesia-Malaysia (Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur) Tahun 2010’. Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang ….
  24. Yanti, E., Fridalni, N. and Harmawati (2020) ‘Mencegah penularan virus corona’, Journal Abdimas Saintika, 2(1), pp. 33–39. Available at: https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/ index.php/abdimas/article/view/553/pdf.