Main Article Content

Abstract

Otonomi daerah memungkinkan kabupaten untuk mengurangi ketergantungan mereka pada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Namun, dalam perkembangannya kesenjangan anggaran antar kabupaten masih terus menjadi perhatian pemerintah pusat. Pemerintah Kabupaten dapat memperoleh anggaran Dana Insentif Daerah (DID) melalui jalur Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD). Penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas ini memberikan apresiasi kepada daerah-daerah terbaik dalam bidang perencanaan pembangunan, pencapaian dan inovasi yang salah satu reward-nya adalah  DID yang dapat dimanfaatkan untuk tahun anggaran berikutnya. Evaluasi on-going DID pada level kabupaten bertujuan untuk memotret realisasi, menilai efektivitas penggunaan dan menganalisis permasalahan anggaran DID tahun 2021 dari pemenang  PPD tahun 2020 sekaligus memberikan rekomendasi yang diperlukan dari sudut pandang pemanfaat (daerah) kepada pemerintah pusat selaku perencana formulasi anggaran DID. Metode pengumpulan data adalah literature review, diskusi terbatas dan pengisian kuesioner google form yang bertujuan menjaring masukan perkembangan realisasi dan permasalahan pemanfaatan Dana Insentif Daerah (DID) Tahun Anggaran 2021. Hasil analisis menggarisbawahi temuan bahwa pelaksanaan desentralisasi dalam beberapa hal justru semakin meningkatkan gap ketidakmerataan atau inequality ketika juara sebuah penghargaan sebagai landasan pemberian DID masih didominasi kabupaten yang sudah mapan secara ekonomi. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan, secara umum pemerintah kabupaten menginginkan fleksibilitas penggunaan DID yang langsung menyentuh kebutuhan daerah, bukan kebutuhan pemerintah pusat. Penyempurnaan tata kelola dana transfer secara berkala diharapkan dapat mengurai persoalan desentralisasi fiskal ke depan.

Keywords

DID PPD kabupaten evaluasi

Article Details

How to Cite
Pambudi, A. S. (2023). Kontribusi Dana Insentif Daerah Berbasis Penghargaan Pembangunan Daerah terhadap Pembangunan Kabupaten. Bappenas Working Papers, 6(1), 113 - 140. https://doi.org/10.47266/bwp.v6i1.174

References

  1. Abidin, Z. (2015). Tinjauan Atas Kebijakan Dana Insentif Daerah dalam Mendukung Kinerja Pemerintahan Provinsi dan Kesejahteraan Masyarakat. CIVIL SERVICE : Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS, 9 (1), 41-58
  2. Bappeda Kabupaten Bangka. (2021). Anggaran dan OPD Pelaksana Kegiatan DID Kabupaten Bangka. Kepulauan Bangka Belitung: Pemerintah Kabupaten Bangka.
  3. Bappeda Kabupaten Poso. (2021). Anggaran dan OPD Pelaksana Kegiatan DID Kabupaten Poso. Sulawesi Tengah: Pemerintah Kabupaten Poso.
  4. Bappeda Kabupaten Temanggung. (2021). Anggaran dan OPD Pelaksana Kegiatan DID Kabupaten Temanggung. Jawa Tengah: Pemerintah Kabupaten Temanggung.
  5. Gemmell, N., Kneller, R., & Sanz, I. (2013). Fiscal Decentralization And Economic Growth: Spending Versus Revenue Decentralization. Economic Inquiry, 51(4), 1915–1931. doi:10.1111/j.1465-7295.2012.00508.x
  6. GoI. (2020a). Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia)
  7. GoI. (2020b). Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia)
  8. GoI. (2020c). Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2020 tentang Pemutakhiran RKP 2021. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia).
  9. GoI. (2020d). Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2020 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia)
  10. GoI. (2020e). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 167/PMK.07/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Insentif Daerah. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia).
  11. GoI. (2019). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2019 tentang APBN 2020. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia)
  12. GoI. (2017). Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 tahun 2017 tentang Pedoman Evaluasi pembangunan Nasional. Jakarta: Pemerintah Indonesia
  13. GoI. (2014). Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia)
  14. Kementerian Keuangan. (2021). Lampiran Surat Penyampaian Data atas Joint Review Pemanfaatan DID TA 2021. Jakarta: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.
  15. Liu, L. (2020). Fiscal decentralization and the imbalance between consumption and investment in China. The Annals of Regional Science. doi:10.1007/s00168-020-01006-1
  16. Oates, W. (1993). Fiscal Decentralization and Economic Development. National Tax Journal, 46 (2), 237-243.
  17. Pambudi, A. S., Agnelia, D. P., & Putri, D. M. A. C. (2022). Evaluation of Contribution and Distribution of Special Allocation Fund (DAK) Physical Assignment Thematic of Sustainable Economic Infrastructure Provision. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning, 6(1), 135 - 154. https://doi.org/10.36574/jpp.v6i1.250
  18. Pambudi, A. S., & Putri, D.M.A.C. (2022). Evaluasi Dukungan DAK Fisik Bidang Pariwisata bagi Pembangunan Daerah: Studi Kasus Nasional dan Provinsi Jawa Timur. Bappenas Working Papers, 5(1), 31 - 47. https://doi.org/10.47266/bwp.v5i1.106
  19. Pambudi, A. S., Deni, Hidayati, S., Putri, D. A. C., & Wibowo, A. D. C. (2021). Special Allocation Fund (DAK) For Education Sector: A Development Evaluation Perspective Of Fiscal Year 2019. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan, 29(1), 41-58. https://doi.org/10.14203/JEP.29.1.2021.41-58
  20. Pambudi, A.S. (2021). Kendala Adaptasi Pemerintah Daerah Dalam Implementasi DAK Fisik Saat Pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja. 11 (1), 1-17. DOI: https://doi.org/10.33701/jiwbp.v11i1.1536
  21. Park, S., Park, M.-G., & Nam, K.-M. (2019). Growth effects of fiscal decentralization with weak economic motivation: the case of South Korea. The Annals of Regional Science. doi:10.1007/s00168-019-00936-9
  22. Sari, M.M., & Wikarya, U. (2021). Pemetaan Statistika Pengalokasian Dana Insentif Daerah Berdasarkan Karateristik Daerah. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 2(3), 396–415. https://doi.org/10.36418/jiss.v2i3.211
  23. Sari, R. (2014). Impact of Fiscal Decentralization Policy on Disadvantaged Regions in Indonesia (Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal pada Daerah Tertinggal di Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 5(1), 79–99.
  24. Yushkov, A. (2015). Fiscal decentralization and regional economic growth: Theory, empirics, and the Russian experience. Russian Journal of Economics, 1(4), 404-418. https://doi.org/10.1016/j.ruje.2016.02.004
  25. Zainuddin, Z., Hamdani, H., Ilyas, I., & Maryam, M. (2021). Pengaruh Belanja Ekonomi di Era Desentralisasi Fiskal terhadap Kemiskinan di Indonesia. Jurnal EMT KITA, 5(1), 10–18. https://doi.org/10.35870/emt.v5i1.257