Main Article Content
Abstract
Kebahagiaan adalah tujuan utama manusia. Semua orang memiliki harapan yang ingin dicapai untuk memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Bhutan menjadi Negara pertama yang menggunakan Indeks kebahagiaan nasional dan bertekad untuk menjadi negara yang bahagia. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi berjudul "Kebahagiaan: menuju pendekatan holistik untuk pembangunan yang menyatakan bahwa "mengejar kebahagiaan adalah tujuan dasar manusia", dan, "Mengakui bahwa indikator produk domestik bruto secara alami tidak dirancang untuk dan tidak cukup mencerminkan kebahagiaan dan kesejahteraan orang-orang di suatu Negara. Fokus untuk mengkaji Economics of Happiness, yang juga dikenal sebagai salah satu pendekatan subjektif terhadap kesejahteraan (Subjective Well-Being) sudah dimulai satu dekade terakhir. Studi pengukuran tingkat kebahagiaan berbagai negara menemukan kebahagiaan bervariasi tergantung kondisi sosial ekonomi saat itu. Di tingkat individu maupun negara, PDB masih menjadi variabel signifikan penentu kebahagiaan. Tapi tidak sedikit juga ditemukan kasus paradox kebahagiaan di negara maju maupun di perkotaan. Ditemukan bahwa kebahagiaan penduduk pedesaan lebih tinggi dari pada kebahagiaan penduduk perkotaan, namun minat penduduk desa untuk pindah ke kota tetap tinggi karena harapan akan kesempatan kerja dan upah yang lebih tinggi. Pada akhirnya ada titik di mana peningkatan pendapatan tidak mampu lagi meningkatkan kesejahteraan.
Keywords
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. Copyright ©Kementerian PPN/Bappenas RI
References
- Annur, C. M. (2022). Ini 10 Negara Paling Bahagia di Dunia 2022, Indonesia Nomor Berapa? | Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/28/ini-10-negara-paling-bahagia-di-dunia-2022-indonesia-nomor-berapa
- Armand, G. N., Avom, D., Nguekam, O. C., Deffo, S. L. G., Kenfack, M. A., & AHMED, A. S. N. (2022). Can the decline in happiness in Europe be attributed to the COVID-19 pandemic and its interaction with the budget deficit?
- Aryogi, I. (2016). Subjective well-being individu dalam rumah tangga di Indonesia. JIET (Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan), 1(1).
- CSR, M. (2018). SDGs Pyramid to Happiness. Majalah CSR. https://majalahcsr.id/sdgs-pyramid-happiness/
- Dewi, S. Y. (2020). Determinan Indeks Kebahagiaan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 8(2), Article 2. https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/6844
- Easterlin, R. A., & O’Connor, K. (2020). The Easterlin Paradox. Available at SSRN 3743147.
- Febriantikaningrum, B. (2020). ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, KETIMPANGAN PENDAPATAN, DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIATERHADAP INDEKS KEBAHAGIAANDI INDONESIATAHUN 2014 DAN 2017 [PhD Thesis]. Universitas Pembangunan Nasional" Veteran" Yogyakarta.
- Helliwell, J. F., Layard, R., & Sachs, J. D. (2017). World happiness report 2017.
- Lopies, C., & Matdoan, M. Y. (2021). ANALISIS DAN KLASIFIKASI TINGKAT KEBAHAGIAAN MASYARAKAT BERDASARKAN PROPINSI DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN STATISTIK. PARAMETER: Jurnal Matematika, Statistika Dan Terapannya, 2(01), 157–169.
- Morris, R. W., Kettlewell, N., & Glozier, N. (2021). The increasing cost of happiness. SSM - Population Health, 16, 100949. https://doi.org/10.1016/j.ssmph.2021.100949
- Ng, Y.-K. (2022). Does Money Buy Happiness? In Happiness—Concept, Measurement and Promotion (pp. 71–78). Springer.
- Nguyen, V. (2022). To Be or Not To Be Happy: Analysis of the 2022 and 2020 World Happiness Score.
- Parasari, R. P., & Setiyartiti, L. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Kebahagiaan Di Indonesia (Studi Kasus Indonesia Family Life Survey Tahun 2014). Prosiding UMY Grace, 1(1), 62–72.
- Pratiwi, K. E. (2022). Dampak Kepemilikan Lahan terhadap Subjective Well Being Rumah Tangga Tani di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 6(2), 519–528.
- Rahayu, T. P. (2016). Determinan kebahagiaan di indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 19(1), 149–170.
- Rus, A. V., & Blăjan, A. G. (n.d.). THE RELATIONSHIP BETWEEN ECONOMIC GROWTH AND HAPPINESS. PressAcademia Procedia, 14(1), 175–177.
- Sørensen, J. F. L. (2021). The rural happiness paradox in developed countries. Social Science Research, 98, 102581. https://doi.org/10.1016/j.ssresearch.2021.102581
- Sugiyono, P. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cetakan Ke). CV Bandung: Alfabeta.
- Tofallis, C. (2020). Which formula for national happiness? Socio-Economic Planning Sciences, 70, 100688. https://doi.org/10.1016/j.seps.2019.02.003
- Verma, R., & Ura, K. (2022). Gender differences in gross national happiness: Analysis of the first nationwide wellbeing survey in Bhutan. World Development, 150, 105714. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2021.105714