Main Article Content

Abstract

Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur memiliki tantangan besar pada aspek lingkungan terutama bagaimana memastikan pembangunan kota dapat tetap mempertahankan fungsi hutan, keanekaragaman hayati dan tidak merusak lingkungan. Konsep Forest City muncul dalam upaya mitigasi peluang kerusakan lingkungan khususnya hutan dalam perencanaan dan pembangunan IKN. Pada kajian ini diidentifikasi konsep Forest City untuk pembangunan IKN beserta prinsip, kriteria, dan indikator dengan menganalisis kondisi eksisting IKN, arah pembangunan Provinsi Kalimantan Timur dimana didalamnya terdapat calon wilayah IKN, isu dan potensi dampak lingkungan akibat pembangunan, serta dengan memperhatikan perkembangan konsep pembangunan kota di dunia (benchmarking). Berdasarkan kajian ini, konsep Forest City yang sesuai dengan kondisi calon wilayah IKN adalah kota hutan yang didominasi oleh bentang lanskap berstruktur hutan atau RTH yang memiliki fungsi jasa ekosistem seperti hutan dan dengan pendekatan lanskap yang terintegrasi untuk menciptakan kehidupan yang berdampingan dengan alam. Konsep Forest City tersebut dijabarkan menjadi enam prinsip yaitu:1) konservasi sumber daya alam dan habitat satwa; 2) terkoneksi dengan alam; 3) pembangunan rendah karbon; 4) sumber daya air yang memadai; 5) pembangunan terkendali (Anti-Sprawl Development); 6) pelibatan masyarakat dalam mewujudkan Forest City. Setiap prinsip tersebut dijabarkan kembali berdasarkan kriteria dan indikator untuk memastikan setiap prinsip dapat terpenuhi di dalam perencanaan pembangunan IKN.

Keywords

Ibu Kota Negara (IKN) konsep Forest City perencanaan kota Kalimantan Timur

Article Details

Author Biographies

Dadang Jainal Mutaqin, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI

Dadang Jainal adalah Perencana Ahli Madya di Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas

Muhajah Babny Muslim, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI

Muhajah Babny Muslim adalah Tenaga Ahli di Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas

Nur Hygiawati Rahayu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI

Nur Hygiawati Rahayu adalah Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas

How to Cite
Mutaqin, D. J., Muslim, M. B., & Rahayu, N. H. (2021). Analisis Konsep Forest City dalam Rencana Pembangunan Ibu Kota Negara. Bappenas Working Papers, 4(1), 13-29. https://doi.org/10.47266/bwp.v4i1.87

References

  1. Architetti, S. B. (2020). Smart Forest City Cancun. https://www.stefanoboeriarchitetti.net/en/project/smart-forest-city-cancun/
  2. Atlanta Magazine. (2015). It takes a forest: How intown development puts Atlanta’s tree canopy at risk. https://www.atlantamagazine.com/news-culture-articles/it-takes-a-forest-how-intown-development-puts-atlantas-tree-canopy-at-risk/
  3. B.A. Blackwell and Associates Ltd. (2014). City of London Urban Forest Strategy. Technical Report.
  4. Bentsen, P., Lindholst, A. C., & Konijnendijk, C. C. (2020). Reviewing Eight Years of Urban Forestry & Urban Greening: Taking Stock, Looking Ahead. Urban Forestry & Urban Greening.
  5. CDIC. (2018). China to have 300 forest cities by 2025. http://www.chinadaily.com.cn/a/201807/09/WS5b429dcba3103349141e169e.html
  6. Guan, X., Jones, D., & Roos, P. (2018). Biophilic city, vertical city, Forest City? Towards an Architectee, 814–826.
  7. IEA. (2008). World Energy Outlook 2008. Retrieved from International Energy Agency: http://www.iea.org/textbase/nppdf/free/2009/transport2009.pd
  8. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2020). Kajian Lingkungan Hidup Strategis Masterplan IKN. KLHK.
  9. PBB. (2012). Agenda Baru Perkotaan. Sekretariat Habitat III.Quito, Equador.
  10. Roy, S., Byrne, J., & Pickering, C. (2012). Systematic Quantitative Review of Urban Tree Benefits, Costs, and Assessment Methods Across Cities in Different Climatic Zones. Urban Forestry & Urban Greening, 11(4), 351363.
  11. Seymour, F. (2018). Reasons City Dwellers Should Care About Forests. Retrieved from WRI. https://wri-indonesia.org/en/blog/3-reasons-city-dwellers-should-care-abo Forest City pada kota-kota di dunia ut-forests
  12. Shao, F., & Xie, X. D. (2019). The Master Planning and Construction Plan of Forest Cities Based on Low Carbon Effect. Applied Ecology and Environmental Research, 17(4), 9401–9410. https://doi.org/: http://dx.doi.org/10.15666/aeer/1704_94019410
  13. Sulistioadi, Y. B., Hussin, Y. A., & Sharifi, M. A. (2004). Identification of high conservation value forest (HCVF) in natural production forest to support implementation of SFM certification in indonesia using remote sensing and GIS. International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, 35(7), 164–169.
  14. UPTD Tahura Bukit Soeharto. (2019). Blok Pengelolaan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
  15. Xu, C., Dong, L., Yu, C., & Zhang, Y. (2020). Can Forest City Construction Affect Urban Air Quality? The Evidence from The Beijing-Tianjin-Hebei Urban Agglomeration of China. Journal of Cleaner Production, 264. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.121607